Takut gelap pada dasarnya adalah hal yang wajar. Mengapa? Karena didalam gelap pandangan kita sangat terbatas, kita tak dapat melihat sekeliling kita. Sedangkan sifat manusia cenderung menyukai hal yang pasti (terlihat) dengan mata telanjang. Ketika dalam keadaan gelap kita hanya mampu meraba, memperkirakan apa yang ada di sekitar kita. Ketakutan muncul akibat hasil perabaan atau perkiraan kita mendapatkan hal yang tak kita inginkan atau hal yang kita takuti.
Misalnya, apabila kita takut ular maka ketika dalam keadaan gelap, kita tak dapat melihat sekeliling kita. Bagaimana jika sekeliling kita ada ular, sedangkan kita tak dapat menghindar. Nah, hasil persepsi seperti itulah yang menyebabkan ketakutan terjadi.
Bahkan, para peneliti percaya bahwa takut gelap telah ada di DNA manusia sejak mengalami evolusi. Pada zaman dahulu yang tak ada penerangan (lampu) di malam hari, manusia purba selalu berjaga ketika gelap tiba. Mereka berjaga dari bahaya hewan pemangsa di malam hari. Hewan pemangsa dapat melihat dalam gelap dengan baik, sedangkan manusia tak memiliki penglihatan yang tajam ketika malam tiba. Inilah ketakutan yang dialami nenek moyang kita zaman dahulu.
Pada masa saat ini ketakuan muncul akibat persepsi kita sendiri. Ini adalah hal yang normal. Dan ternyata ketakutan bukan hanya milik anak kecil. Banyak orang dewasa pun mengalaminya. Riset yang diadakan oleh Warwick Castle, puri abad pertengahan di Warwickshire, Inggris, menunjukkan bahwa 10 persen dari orang dewasa di Inggris (jumlahnya diperkirakan 5 juta orang) tak mau ditinggalkan sendiri dalam kegelapan.
Jika ketakutan adalah hal yang normal, maka ketakutan kita dapat dikendalikan secara wajar. Berpikir positif, berpikir logis, dan tidak menerka adalah cara yang paling mudah mengatasinya. Namun, jika ketakutan kita melebihi kadarnya (tidak rasional) maka inilah yang disebut dengan pobia. Auchluophobia dan nyctophobia adalah dua nama yang digunakan untuk mendeskripsikan pobia gelap. Kadang-kadang penderita yang mengalami pobia ini akan merasa lemas dan ketakutan ketika berada di tempat gelap. Bagi sebagian orang, rasa takut ini membuatnya merasa lumpuh sehingga tak dapat menikmati aktivitas yang mengharuskannya sendirian, berjalan malam hari, berkemah, atau eksplorasi alam. Ketika Anda berada di dalam kegelapan, pikiran Anda bisa memanipulasi Anda
Gelap adalah hal yang akan kita temui sepanjang kita hidup di dunia ini. Bahkan, gelap tidak selamanya buruk. Tidur dalam keadaan gelap adalah hal yang paling baik menurut penelitian. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita memanipulasi pikiran kita dan mengendalikan rasa takut kita. Berikut beberapa tips engatasi rasa takut.
1. Berpikir Rasional
Berpikirlah rasional ketika dalam gelap. Manipulasi pikiran Anda dengan mengatakan bahwa itu adalah hal yang rasional. Jika pikiran Anda belum seutuhnya mempercayainya, nyalakan lampu untuk memastikan. Manusia cenderung menyukai kepastian. Maka pastikan bahwa itu rasional dan benar-benar ada.
2. Melatih penglihatan pada malam hari
Mata manusia didesain secara luar biasa untuk bisa menyesuaikan dalam kondisi cahaya sekecil apapun. Contoh mudahnya, ketika Anda bermain di luar ruangan di siang hari, kemudian masuk kedalam ruangan, apa yang terjadi? Pandangan Anda menjadi gelap bukan? Ini adalah efek yang sebentar bagi mata untuk menyesuaikan cahaya yang diterima. Maka akan berlaku pula sebaliknya pada malam hari.
3. Film dan bacaan inspiratif
Film horor konon sering ditonton oleh orang-orang yang penakut. Apa yang kita tonton, apa yang kita baca secara berulang-ulang menjadi persepsi dalam otak kita. Apa yang terjadi jika otak Anda menerima persepsi horor setiap harinya? Anda akan menjadi sosok yang lebih penakut. Oleh karena itu, ubah kebiasaan dengan film dan bacaan yang inspiratif.
4. Berdoa, visualisasi positif
Orang yang rajin berdoa akan menjadi pribadi yang lebih tenang. Dalam kondisi apapun termasuk gelap. Ketenangannya akan memvisualisasikan hal yang positif pada otak. Visualisasi positif dan tenang karena memiliki pelindung Yang Maha Kuasa melahirkan sikap tak takut dengan apapaun. Maka rajinlah berdoa (beribadah).
5. Jalan-jalan malam hari.
Salah satu cara untuk mengatasi rasa takut adalah menghadapinya. Berjalan di kegelapan ditemani beberapa orang membuat Anda akan melangkah dengan percaya diri dan berani. Tak perlu banyak berbicara, nikmati saja suara-suara alam di sekitar seperti suara jangkrik atau embusan angin yang menerpa pepohonan. Akan sempurna jika bulan sedang purnama karena Anda akan menikmati indahnya malam hari.
Gelap adalah hal yang tak terelakkan. Gelap bukan musuh yang harus ditakuti. Gelap adalah keniscayaan yang dengannya hidup menjadi lebih sempurna. Kelola ketakutan kita agar menjadi sesuatu yang rasional sehingga gelap menjadi teman yang menghangatkan.